Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, Cina selatan, dan Indonesia.
Banyak tumbuh secara alami di India, Asia Tenggara, Cina Selatan dan Indonesia. Sedang banyak diminati para pembisnis kayu karena pertumbuhannya yang cepat dan kegunaannya yang sangat beragam.
Pohon Sengon merupakan jenis tanaman kayu yang paling cocok ditanam dia area hutan rakyat karena tidak memerlukan tapak tumbuh yang sulit. Pohon kayu Sengon termasuk jenis tanaman tropis dimana ia memerlukan suhu sekitar 18-27 derajat Celcius.
Jenis kayu Sengon biasanya digunakan sebagai bahan pembuat peti, bahan baku membuat kertas (pulp), papan kayu, kayu bakar dan lain sebagainya.
Selain batangnya, daun pohon Sengon juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki protein yang tinggi.
Sengon menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan, dengan densitas 320–640 kg/m³ pada kadar air 15%. Agak padat, berserat lurus dan agak kasar, namun mudah dikerjakan. Kayu terasnya kuning mengkilap sampai cokelat-merah-gading; kekuatan dan keawetannya digolongkan ke dalam kelas kuat III–IV dan kelas awet III–IV.[4] Kayu ini tidak diserang rayap tanah, karena adanya kandungan zat ekstraktif di dalam kayunya. Akan tetapi percobaan kuburan di Filipina mendapatkan bahwa kayu sengon A. chinensis hanya bertahan 16 bulan, sementara kayu langir A. saponaria tahan hingga 3 tahun dan kayu weru A. procera bahkan mencapai 10 tahun.
Kayu sengon biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, ramuan rumah dan jembatan. Di Sabah, kayu A. chinensis diperdagangkan sebagai kayu ‘batai’, dalam campuran bersama kayu-kayu A. pedicellata dan Paraserianthes falcataria.
February 8, 2021